Hardi Hood yang merupakan salah seorang anggota DPD RI dari daerah pemilihan wilayah kepulauan Riau turut hadir dalam FGD kemaritiman yang digagas LDII Kepri pada 6 Oktober 2016 di Gedung Graha Pena, Batam Pos Kota Batam yang lalu. Hardi yang mengawali karirnya sebagai guru berkisah tentang pengalaman terkait kepulauan Riau, wilayah yang telah melahirkan dan membesarkan tidak hanya dirinya namun juga keluarganya.
Hardi menuturkan, “Dunia informasi menjadi bagian penting bagi sendi-sendi kehidupan kita saat ini. Tak jarang kemampuan kita dalmam menterjemahkan dan menyaring informasi termasuk persoalan kemaritiman selalu diuji. Sebagai contoh jika kita berbicara masalah kemaritiman maka disana ada istilah kelautan, bahari, maritim itu sendiri.”
“Nawa cita Presiden Joko Widodo yaitu 9 cita-cita telah diungkapkan pada Nawa Cita No 3 yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dan daerah-daerah terluar dalam rangka NKRI. Yang disebut daerah pingiran itu berarti 3T yaitu Terdepan, Terluar, Tertinggal,” ungkap Hardi.
“Orang tua kita dulu mengajarkan, kalau kita makan bubur merah dan bubur putih maka mulailah dengan makan dari pinggir. Filosofi ini ada maknanya ternyata terkait daerah pinggiran ini. Artinya pembangunan perlu memperhatikan perkembangan daerah pinggiran yang dominan dengan kelautan dan pulau-pulau terluar sehingga tidak jauh tertinggal dan gap yang besar dengan Negara tetangga,” tutur Hardi.
“Nawacita pada akhirnya untuk kesejahteraan masyarakat “ ungkap Hardi dengan penuh semangat.
“Provinsi Kepri secara historis sudah sebagai perdagangan bebas dari sejak dulu, contoh minuman kaleng. Maka Prov Kepri adalah daerah dolar yang menunjukkan daerah Kepri sebagai zona maritime ada kehidupan yang lebih baik dari saat ini,”kisahnya lagi.
Maka bagaimana agar Kepri sebagai daerah maritime diuntungkan dengan kondisi yang ada ini. Dikhawatirkan menjadi tempat penyelundupan namun harus mendapatkan solusi untuk mendapatkan manfaat yang positif dan menguntungkan bagi masyarakat.
Memajukan kesejahteraan umum maka di kepri dalam konteks mendapatkan keuntungan dari Kondisi Maritim yang mana situasi di kepri memiliki keunikan tersendiri disbanding daerah lain di Indonesia.
Sengketa yang dihadapi sehubungan dengan LCS antara Indonesia dengan China, Vietnam dan Filipina, Brunei dan Malaysia perlu segera diberikan solusi yang ril. Momentum LCS ini agar menjadi titik perhatian pokok dalam pembangunan kemaritiman Indonesia.
Pendekatan pendidikan dan kesejahteraan merupakan hal penting yang perlu mendapat perhatian lebih, sehingga masyarakat yang menghuni pulau2 terluar seperti Natuna mendapatkan kesejahteraan yang layak
Perlu adanya penguatan secara UU untuk bakamla sebagai penjaga keamanan maritime (Coast Guard)
Apakah potensi maritime dan kelautan menjadi sumber PAD yang paling besar untuk provinsi Kepri?
Maritim masih sebatas slogan saat ini, ketahanan masyarakat harus dimulai dari kesejahteraan yang diambil dari potensi bahari. Maritim bukan mari intim dan bahari bukan birahi, maka wisatawan yang dating harus betul-betul mendapatkan manfaat yang positif dari keberadaan prov kepri
Halaman Depan menunjukkan dia sebagai perhatian pokok. Mohon maaf, saat ini Kepri baru dianggap sebatas halaman belakang yaitu kawasan perbatasan hanya diberi sabuk pengamanan
Menurut Hardi, Natuna harus dibangun tidak hanya infrastrukturnya namun juga kesejahteraan masyarakatnya. Intinya Hardi mendukung pembangunan dimulai dari daerah pinggiran
0 komentar:
Posting Komentar